Pengetahuan Dan Penalaran
Nama : Dian Irawati
Kelas : 3KA10
Npm : 17115453
Dosen : Essy Malays Sari Sakti
4.1 Pengetahuan
Berbasis Agent Logika
Representasi pengetahuan adalah cara untuk
menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu
sehingga dapat diketahui relasi antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan
yang lain dan dapat dipakai untuk menguji kebenaran penalarannya.
Logika
sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memliki pengertian Logika sebagai bhasa
formal untuk memrepresentasikan fakta sedemikian sehinga kesimpulan (fakta
baru,jawaban) dapat ditarik.
Ada banyak metode inference yang diketahui sehingga kata bias mebangun agent Wumpus Wold dengan logika. Memanfaatkan perkembangan logika oleh ahli metematika, filsafat selama ratusan tahun.
Inferensi merupakan proses atau algoritma yang “merunkan” fakta baru dari fakta-fakta yang lama. Reasong bukan dilakukan pada fakta di dunia (berdasarkan semantic), melainkan representasi fakta dalam bahasa representasi pengetahuan si agent (secara sintaks). Otak manusia melakukan proses reasoning dalam suatu bentuk sintak dapat di ilustrasikan.
Agen berbasis pengetahuan menggunakan inferensi dan knowledge base untuk menghasilkan informasi baru atau untuk mengambil keputusan.
Ada banyak metode inference yang diketahui sehingga kata bias mebangun agent Wumpus Wold dengan logika. Memanfaatkan perkembangan logika oleh ahli metematika, filsafat selama ratusan tahun.
Inferensi merupakan proses atau algoritma yang “merunkan” fakta baru dari fakta-fakta yang lama. Reasong bukan dilakukan pada fakta di dunia (berdasarkan semantic), melainkan representasi fakta dalam bahasa representasi pengetahuan si agent (secara sintaks). Otak manusia melakukan proses reasoning dalam suatu bentuk sintak dapat di ilustrasikan.
Agen berbasis pengetahuan menggunakan inferensi dan knowledge base untuk menghasilkan informasi baru atau untuk mengambil keputusan.
4.2 Logika
Logika didefinisikan sebagai ilmu untuk
berpikir dan menalar dengan benar sehingga didapatkan kesimpulan yang absah.
Tujuan dari logika: memberikan aturan-aturan
penalaran sehingga orang dapat menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar
atau salah.
Representasi Logika dibagi menjadi dua:
Propositional Logic (Logika Proposisi)
Suatu Proposisi merupakan suatu statemen atau
pernyataan yang menyatakan benar (TRUE)
atausalah (FALSE). Dalam Propositional Logic fakta
dilambangkan dengan simbol misalnya P, Q dan R.Lambang-lambang tersebut
dihubungkan dengan relasi-relasi logika
Dengan menggunakan operator logika:
Tabel Kebenaran Logika
Predicate Logic (Logika Predikat)
Pada logika predikat proposisi dibedakan menjadi
argumen (obyek) dan predikat (keterangan). Secara umum penulisan proposisi
dalam logika predikat dapat dinyatakan sebagai berikut:
Predikat (argumen-1, argumen-2,..., argumen-3)
Contoh:
Proposisi: “Bu Atika mencintai Pak Agus Setiawan”
Dalam logika predikat disajikan dalam bentuk:
Mencintai (Bu Atika, Pak Agus Setiawan)
P Argumen-1 Argumen-2
1. Logika
Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan
yang dapat bernilai Benar atau Salah. Simbol-simbol seperti P dan Q menunjukkan
proposisi. Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan dengan menggunakan
operator
logika :
logika :
a.Konjungsi : ∧ (and)
b. Disjungsi : ∨ (or)
c. Negasi : ¬ (not)
d.Implikasi : Æ (if then)
e. Ekuivalensi : ↔ (if and only if)
b. Disjungsi : ∨ (or)
c. Negasi : ¬ (not)
d.Implikasi : Æ (if then)
e. Ekuivalensi : ↔ (if and only if)
2. Logika Predikat
Representasi Fakta Sederhana
Misal diketahui fakta-fakta sebagai
berikut :
Andi adalah seorang laki-laki : A
Ali adalah seorang laki-laki : B
Amir adalah seorang laki-laki : C
Anto adalah seorang laki-laki : D
Agus adalah seorang laki-laki : E
Jika kelima fakta tersebut dinyatakan dengan menggunakan proposisi, maka akan terjadi pemborosan, dimana beberapa pernyataan dengan predikat yang sama akan dibuat dalam proposisi yang berbeda. Logika predikat digunakan untuk merepresentasikan hal-hal yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan logika proposisi. Pada logika predikat kita dapat merepresentasikan fakta-fakta sebagai suatu pernyataan yang disebut dengan wff (well –formed formula). Logika predikat merupakan dasar bagi bahasa AI seperti bahasa pemrograman PROLOG Pada contoh diatas, dapat dituliskan :
laki-laki(x)
dimana x adalah variabel yang disubstitusikan dengan Andi, Ali, Amir, Anto, Agus, dan laki-laki yang lain. Dalamlogika predikat, suatu proposisi atau premis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu argumen (objek) dan predikat (keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.
Misal terdapat pernyataan sebagai
berikut :
1.Andi adalah seorang mahasiswa
2.Andi masuk jurusan Elektro
3.Setiap mahasiswa elektro pasti
mahasiswa teknik
4.Kalkulus adalah matakuliah yang
sulit
5.Setiap mahasiswa teknik pasti akan
suka kalkulus atau akan membencinya
6.Setiap mahasiswa pasti akan suka
terhadap suatu matakuliah
7.Mahasiswa yang tidak pernah hadir
pada kuliah matakuliah sulit, maka mereka pasti tidak suka terhadap matakuliah
tersebut.
8.Andi tidak pernah hadir kuliah
matakuliah kalkulus
4.3 Logika Proposisi/Logika Sederhana
Sistem logis paling sederhana. Kita
harus mendefinisikan sehimpunan simbol proposisi, misal: P, Q. Kemudian
definisikan semantik dari simbol tersebut.
Contoh:
P berarti “Minggu adalah hari
libur”.
Q berarti “Sekarang adalah hari
minggu”.
Himpunan operator digunakan dalam
proses penalaran terhadap nilai-nilai kebenaran.
Operator
Logika
Operator Dasar
–And, Dan ∧
–Or, Atau ∨
–Not, Tidak¬
–Implies, Maka, Menyebabkan ⇒
–Iff(if and only if), Jika dan hanya
jika ⇔
Contoh Logika Proposisi:
–
R:
Sekarang Hujan
–
D:
Sekarang Gelap
–
C:
Sekarang Dingin
4.4 Pola Penalaran (reasoning pattern) pada
logika proposi
Resolusi
Diperkenalkan
oleh
Robinson
(1965).
Resolusi
merupakan kaidah inferensi utama dalam bahasa PROLOG. PROLOG menggunakan
notasi “quantifier-free”.•PROLOG didasarakan pada logika predikat urutan pertama.
Sebelum resolusi diaplikasikan, wff harus berada dalam bentuk normal atau standard.
Tiga tipe utama bentuk normal : conjunctive normal form, clausal form dan subset Horn clause. Resolusi diaplikasikan ke dalam bentuk normal wff dengan menghubungkan seluruh elemen dan quantifier yang dieliminasi.
Sebelum resolusi diaplikasikan, wff harus berada dalam bentuk normal atau standard.
Tiga tipe utama bentuk normal : conjunctive normal form, clausal form dan subset Horn clause. Resolusi diaplikasikan ke dalam bentuk normal wff dengan menghubungkan seluruh elemen dan quantifier yang dieliminasi.
Backward
Chain (rantai) : perkalian inferensi yang menghubung-kan suatu
permasalahan dengan solusinya.
Backward chaining.
Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang
mendukung hipotesa tersebut. Tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan
sub tujuannya.
Forward chaining
Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi
dari suatu permasalahn untuk memperoleh solusi. –Penalaran dari fakta
menuju konklusi yang terdapat dari fakta.
4.5 Inferensi Proposisi Yang Efektif
Algoritma Runut-balik (Backtracking)
Runut-balik (backtracking) adalah algoritma yang berbasis DFS (pencarian mendalam) untuk mecari solusi persoalan secara lebih mangkus. Backtracking yang merupakan perbaikan dari algoritma bruteforce secara
sistematis mencari solusi persoalan
di antara semua kemungkinan solusi yang ada. Dengan metode ini, kita tidak
perlu memeriksa semua kemungkinan solusi yang ada, hanya pencarian yang
mengarah pada solusi saja yang dipertimbangkan. Akibatnya, waktu pencarian
dapat dihemat. Backtracking secara harfiah dinyatakan dalam algoritma rekursif,
Kadang-kadang disebutkan pula bahwa
runut-balik merupakan bentuk tipikal
dari algoritma rekursif. Saat ini algoritma runut-balik banyakn diterapkan
untuk program games(seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar
dalams ebuah labirin, catur, dll.) dan masalah-masalah pada bidang kecerdasan
buatan.
4.5 Iterferensi Proporsi yang Efektif :
Algoritma
Backtracking,
Algoritma Pencarian
Lokal.
1.
Algoritma
Backtracking
Algoritma
backtrack pertama kali diperkenalkan oleh D.H. Lehmer pada tahun 1950[10].
Dalam perkembangan algoritma ini, beberapa ahli seperti Rwalker, Golomb, dan
Baumert menyajikan uraian umum tentang backtrack dan penerapannya dalam
berbagai persoalan dan aplikasi. Algoritma backtracking adalah sebuah algoritma
yang berbasis depth-first search (DFS) dalam pencarian solusi pada pohon ruang
status yang dibangun secara dinamis. Algoritma ini membangun solusi parsial
(partial solution) dari sebuah kandidat solusi dan mengevaluasi solusi parsial
tersebut pada suatu waktu. Jika solusi parsial yang dibangun tidak memenuhi
syarat, maka kandidat solusi tersebut tidak akan dibangun lebih lanjut dan
dilakukan backtrack ke kandidat solusi lain yang memenuhi syarat. Algoritma
backtracking dilakukan secara berulangulang hingga menemukan sebuah solusi yang
sesuai dengan syarat.
Langkah-langkah
pencarian solusi pada algoritma backtracking adalah sebagai berikut.
1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan
dari akar ke daun. Simpul yang telah dilahirkan dinamakan simpul hidup dan
simpul hidup yang diperluas dinamakan simpul-E (Expand node).
2.
Jika lintasan yang diperoleh dari perluasan simpul-E tidak mengarah ke solusi,
maka simpul itu akan menjadi simpul mati yang tidak dapat diperluas lagi.
3.
Jika posisi terakhir ada di simpul mati, maka pencarian dilakukan dengan
membangkitkan simpul anak yang lainnya dan jika tidak ada simpul anak maka
dilakukan backtracking ke simpul induk.
4.
Pencarian dihentikan jika kita telah menemukan solusi atau tidak ada simpul
hidup yang dapat ditemukan.
2.
Algoritma Pencarian Lokal
Pencarian lokal terdiri dari:
Hill-Climbing
Search
•
Pemilihan state berdasarkan nilai objektifnya
Genetic
Algorithm
•
Pemilihan state berdasarkan aturan seleksi alam yang diterapkan pada state
collection (sering disebut sebagai populasi)
4.6. Agen Berbasis Logika Proposisi
q Logika Proposisi
o
Merupakan
logika yang
paling sederhana. Sebuah sentence dinyatakan sebagai simbol proposional P1,
P2, dst.
o
Sintaks
dari logika proposisi
§
Jika S adalah kalimat, ⌐S adalah kalimat (negasi)
§
Jika S1
dan S2 adalah kalimat, S1 Ʌ S2 adalah kalimat (conjunction)
§
Jika S1
dan S2 adalah kalimat, S1
V S2 adalah kalimat (disjunction)
§
Jika Jika S1
dan S2 adalah kalimat, S1 → S2 adalah kalimat (implication)
§
Jika S1
dan S2 adalah kalimat, S1 ↔ S2 adalah kalimat (biconditional)
https://www.slideshare.net/RamlaLamantha/modul-bahanajarkecerdasanbuatanptiikfinal
http://e-learning.kaputama.ac.id/pluginfile.php/83/mod_resource/content/1/kecerdasanbuatanv2bab1-4.pdf
http://www.academia.edu/9763118/Metode_Inferensi_1_54_Pengantar_Kecerdasan_Buatan_AK045218
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Stmik/2007-2008/Makalah2008/MakalahIF2251-2008-083.pdf
http://blog.ub.ac.id/ucupucup/files/2013/10/09-Agen-Logika_AI_EFIK_V3.4.ppt
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Stmik/2007-2008/Makalah2008/MakalahIF2251-2008-083.pdf
http://blog.ub.ac.id/ucupucup/files/2013/10/09-Agen-Logika_AI_EFIK_V3.4.ppt
Komentar
Posting Komentar